Patung Firaun di Luxor Bertambah
Arkeolog, Minggu (23/3/2014), mengungkap dua lagi patung kolosal Firaun Amenhotep III di kota kuil Mesir, Luxor. Kedua monolit kuarsit merah, menurut para arkeolog dari Eropa dan Mesir, berada di situs asli di kuil tempat sang raja dikuburkan, di tepi barat Sungai Nil.
Selama ini kuil Memnon Colossi yang berusia 3.400 tahun itu sudah terkenal dengan keberadaan patung kembar Amenhotep III, yang menurut para arkeolog merupakan puncak dari politik dan budaya peradaban Mesir kuno.
"Dunia tahu soal dua Memnon Colossi, tetapi hari ini dunia tahu ada empat colossi dari Amenhotep III," kata arkeolog keturunan Jerman-Armenia Hourig Sourrouzian, pemimpin proyek candi Amenhotep III.
Dua patung yang sudah lebih dulu terkenal di dunia menunjukkan posisi Firaun duduk. Dua patung yang baru terungkap belakangan tersebut tak berposisi duduk dan telah berabad-abad rusak parah.
"Patung-patung rusak selama berabad-abad oleh penyebab alam, seperti gempa, air irigasi, perambahan, dan perusakan," kata Sourrouzian. Salah satu patung "baru" itu—berbobot sekitar 250 ton—menggambarkan Firaun duduk dengan bertumpu pada lututnya.
Patung ini memiliki tinggi 11,5 meter, dengan sebuah landasan setinggi 1,5 meter dan lebar 3,5 meter. Bila mahkota yang hilang ditambahkan di patung ini, maka tingginya akan mencapai 13,5 meter dengan berat 450 ton.
Pada patung ini, Raja Mesir digambarkan mengenakan semacam rok berlipit khas kerajaan, dengan sabuk besar di pinggang yang berhiasan garis zig-zag. Di kaki kanan patung, berdiri sosok hampir lengkap istri Amenhotep III, Tiye.
Tiye mengenakan wig besar dan gaun panjang ketat. Satu patung lagi seharusnya ada di kaki kiri Amenhotep III, yaitu ibunya, ibu ratu Mutemya. Patung takhta ini dihiasi adegan-adegan dari masa lalu Mesir, memperlihatkan penyatuan daerah hulu dan hilir Mesir.
Patung "baru" kedua memperlihatkan posisi Amenhotep III berdiri di gerbang utama kuil. Tim arkeolog juga memperlihatkan beberapa potongan patung kuno lain. Menurut mereka, potongan-potongan tersebut menggambarkan para penguasa kuno dan kerabatnya.
Salah satu potongan patung tersebut merupakan sebuah alabaster kepala yang terawat baik dari patung lain Amenhotep III. "Bagian ini unik, sangat jarang, karena tidak ada banyak patung alabaster di dunia," kata Sourouzian kepada AFP.
Potongan patung kepala yang ditunjukkan secara singkat kepada beberapa wartawan juga telah melewati berabad-abad kerusakan. Di dekat lokasi kepala itu, ada pula patung Putri Iset, putri Amenhotep III.
Sourouzian mengatakan, tujuan timnya adalah melestarikan monumen dan kuil ini. Dia mengatakan, peninggalan purbakala tersebut menderita karena alam dan manusia.
"Setiap reruntuhan, setiap monumen, punya hak diperlakukan dengan sopan," kata Sourouzian. Ide besar timnya, ujar dia, adalah menghentikan pembongkaran monumen dan menjaga situsnya.
Menurut Sourouzian, pekerjaan seperti yang dilakukannya hanya butuh pendanaan internasional yang stabil. Dia pun mengatakan, pekerjaannya sekarang ini dibiayai sumbangan pribadi internasional.
Amenhotep III adalah penguasa kerajaan yang membentang dari Sungai Efrat hingga ke Sudan. Para arkeolog menambahkan bahwa kekuasaannya di Mesir bertahan lama karena kemampuan diplomasinya. Penguasa menjadi raja pada usia sekitar 12, dengan ibunya sebagai bupati.
Amenhotep III meninggal pada sekitar 1354 SM dan digantikan oleh putranya, Amenhotep IV, secara luas dikenal sebagai Akhenaten.
Luxor, sebuah kota berpopulasi sekitar 500.000 orang di tepi Sungai Nil di Mesir selatan, adalah sebuah museum udara terbuka kuil rumit dan makam Firaun.
Sumber : http://sains.kompas.com/read/2014/03/24/0541079/Patung.Firaun.di.Luxor.Bertambah
Selama ini kuil Memnon Colossi yang berusia 3.400 tahun itu sudah terkenal dengan keberadaan patung kembar Amenhotep III, yang menurut para arkeolog merupakan puncak dari politik dan budaya peradaban Mesir kuno.
"Dunia tahu soal dua Memnon Colossi, tetapi hari ini dunia tahu ada empat colossi dari Amenhotep III," kata arkeolog keturunan Jerman-Armenia Hourig Sourrouzian, pemimpin proyek candi Amenhotep III.
Dua patung yang sudah lebih dulu terkenal di dunia menunjukkan posisi Firaun duduk. Dua patung yang baru terungkap belakangan tersebut tak berposisi duduk dan telah berabad-abad rusak parah.
"Patung-patung rusak selama berabad-abad oleh penyebab alam, seperti gempa, air irigasi, perambahan, dan perusakan," kata Sourrouzian. Salah satu patung "baru" itu—berbobot sekitar 250 ton—menggambarkan Firaun duduk dengan bertumpu pada lututnya.
Patung ini memiliki tinggi 11,5 meter, dengan sebuah landasan setinggi 1,5 meter dan lebar 3,5 meter. Bila mahkota yang hilang ditambahkan di patung ini, maka tingginya akan mencapai 13,5 meter dengan berat 450 ton.
Pada patung ini, Raja Mesir digambarkan mengenakan semacam rok berlipit khas kerajaan, dengan sabuk besar di pinggang yang berhiasan garis zig-zag. Di kaki kanan patung, berdiri sosok hampir lengkap istri Amenhotep III, Tiye.
Tiye mengenakan wig besar dan gaun panjang ketat. Satu patung lagi seharusnya ada di kaki kiri Amenhotep III, yaitu ibunya, ibu ratu Mutemya. Patung takhta ini dihiasi adegan-adegan dari masa lalu Mesir, memperlihatkan penyatuan daerah hulu dan hilir Mesir.
Patung "baru" kedua memperlihatkan posisi Amenhotep III berdiri di gerbang utama kuil. Tim arkeolog juga memperlihatkan beberapa potongan patung kuno lain. Menurut mereka, potongan-potongan tersebut menggambarkan para penguasa kuno dan kerabatnya.
Salah satu potongan patung tersebut merupakan sebuah alabaster kepala yang terawat baik dari patung lain Amenhotep III. "Bagian ini unik, sangat jarang, karena tidak ada banyak patung alabaster di dunia," kata Sourouzian kepada AFP.
Potongan patung kepala yang ditunjukkan secara singkat kepada beberapa wartawan juga telah melewati berabad-abad kerusakan. Di dekat lokasi kepala itu, ada pula patung Putri Iset, putri Amenhotep III.
Sourouzian mengatakan, tujuan timnya adalah melestarikan monumen dan kuil ini. Dia mengatakan, peninggalan purbakala tersebut menderita karena alam dan manusia.
"Setiap reruntuhan, setiap monumen, punya hak diperlakukan dengan sopan," kata Sourouzian. Ide besar timnya, ujar dia, adalah menghentikan pembongkaran monumen dan menjaga situsnya.
Menurut Sourouzian, pekerjaan seperti yang dilakukannya hanya butuh pendanaan internasional yang stabil. Dia pun mengatakan, pekerjaannya sekarang ini dibiayai sumbangan pribadi internasional.
Amenhotep III adalah penguasa kerajaan yang membentang dari Sungai Efrat hingga ke Sudan. Para arkeolog menambahkan bahwa kekuasaannya di Mesir bertahan lama karena kemampuan diplomasinya. Penguasa menjadi raja pada usia sekitar 12, dengan ibunya sebagai bupati.
Amenhotep III meninggal pada sekitar 1354 SM dan digantikan oleh putranya, Amenhotep IV, secara luas dikenal sebagai Akhenaten.
Luxor, sebuah kota berpopulasi sekitar 500.000 orang di tepi Sungai Nil di Mesir selatan, adalah sebuah museum udara terbuka kuil rumit dan makam Firaun.
Sumber : http://sains.kompas.com/read/2014/03/24/0541079/Patung.Firaun.di.Luxor.Bertambah
0 Response to "Patung Firaun di Luxor Bertambah"
Posting Komentar